Pengacara Bantah Isu AG Merokok Sambil Saksikan Penganiayaan Mario Dandy Satriyo Kepada David Ozora

TELEGRAFNESIA.COM - Pengacara AG Mangatta Toding Allo membantah terkait narasi yang mengatakan jika AG merokok saat penganiayaan Mario Dandy Satriyo kepada David terjadi

membantah hal tersebut Mangatta bahkan memberikan rekaman CCTV yang menampilkan AG saat kejadian penganiayaan Mario Dandy Satriyo tersebut

Dengan bukti CCTV tersebut Mangatta membantah terkait pernyataan bahwa pelaku anak AG merokok santai sambil menyaksikan penganiayaan yang dilakukan kekasihnya Mario Dandy Satriyo

Baca Juga: Waktu Penyelidikan Habis, Kejaksaan Tinggi Tagih Berkas Perkara Penganiayaan Tersangka Mario Dandy Satriyo

"dia tidak pernah merokok dihadapan atau kata hakim enjoy saat sedang menyaksikan kejadiaan tersebut" ujar Mangatta

Dalam video CCTV tersebut terlihat AG menyalakan rokoknya sebelum Mario Dandy melakukan penganiayaan dan merokok disaat Mario menyuruh David untuk push up

Menurut Mangatta saat penganiayaan tersebut dimulai AG pergi kesamping mobil Jeep Rubicon Marion dan terlihat membelakangi Mario Dandy Satriyo dan juga Shane Lukas

Baca Juga: Yamaha Augur 155 2023, Motor Skuter Matic Terbaru dengan Fitur Unik dan Canggih

"jadi gerak gerik AG langsung melihat kesamping dan tidak melihat saat D di pelonco oleh MDS"ujarnys

Menurut Mangatta merokok yang dilakukan anak Agnes bukan karena dirinya sedang enjoy tapi untuk menghilangkan stress yang sedang dia rasakan hal tersebut juga dijelaskan oleh ahli forensik

"ahli forensik Mas Reza Indragiri bilang merokok itu karena enjoy aja tapi kita stress juga merokok, dan posisi saat merokok ini mas Rez meyakini bahwa ada potensi kalau pelaku anak sedang stress" lanjutnya

Baca Juga: Anggaran Yang Dihabiskan Untuk Penobatan Raja Charles III Sebagai Pemimpin Inggris Ternyata Segini!!

setelah mengajukan banding terkait vonis yang diberikan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak banding tersebut

sebelumnya dalam sidang vonis hakim tunggal Sri Wahyuni Batubara telah memberikan vonis hukuman 3,5 tahun penjara kepada pelaku anak lebih ringan dari tuntutan JPU yaitu 4 tahun penjara